Pernah mendengar cerita-cerita hantu yang menyeramkan? Mungkin akan membuat bulu kuduk berdiri. Apalagi jika melihat langsung wujud-wujud mereka, kemungkinan besar orang itu akan terlihat seperti orang gila yang sering berbicara seorang diri atau bertengkar meski yang dihadapinya hanyalah angin semilir. Seperti halnya yang terjadi pada diriku, cerita-cerita yang terjalin bersama makhluk-makhluk mengerikan itu sampai menjadi goresan yang dalam ketika berjalan beriringan dengan langkah mereka.
Sulit membayangkan ketika ratusan makhluk berwujud tak ideal menampakkan diri padaku. Mengganggu kenyamananku untuk beraktivitas seperti layaknya teman-teman sebayaku lakukan. Terlebih ketika semua ini bukan ilusi belaka, wajah-wajah mengerikan dan menyeramkan benar-benar hadir di setiap waktuku.
Duniaku dan dunia mereka sangatlah berbeda, tanah yang kami pijak juga berbeda. Pernah suatu ketika, aku berpikir mengapa mereka harus terlibat dalam hidupku begitu pula aku harus terlibat dalam hidupnya. Namun, aku mulai menyadari jika kita ternyata masih berada di bawah naungan langit yang sama. Sebuah titipan-Nya sekaligus menjadi derita untuk melangkah terseok karena lebar langkah yang tak sama.
Aku berpikir jika cerita-cerita hantu menyeramkan tak selamanya harus menjadi hal yang dipendam dalam-dalam. Hingga kuberanikan diri untuk berbagi kisahku dengan mereka (hantu). Kuputihkan sebuah kain lusuh yang selama ini kalian anggap berwarna abu-abu. Banyak pelajaran berharga yang akan kalian dapat untuk mempersiapkan langkah menapaki dunia ini, agar menjadi lebih berarti.
Sulit membayangkan ketika ratusan makhluk berwujud tak ideal menampakkan diri padaku. Mengganggu kenyamananku untuk beraktivitas seperti layaknya teman-teman sebayaku lakukan. Terlebih ketika semua ini bukan ilusi belaka, wajah-wajah mengerikan dan menyeramkan benar-benar hadir di setiap waktuku.
Duniaku dan dunia mereka sangatlah berbeda, tanah yang kami pijak juga berbeda. Pernah suatu ketika, aku berpikir mengapa mereka harus terlibat dalam hidupku begitu pula aku harus terlibat dalam hidupnya. Namun, aku mulai menyadari jika kita ternyata masih berada di bawah naungan langit yang sama. Sebuah titipan-Nya sekaligus menjadi derita untuk melangkah terseok karena lebar langkah yang tak sama.
Aku berpikir jika cerita-cerita hantu menyeramkan tak selamanya harus menjadi hal yang dipendam dalam-dalam. Hingga kuberanikan diri untuk berbagi kisahku dengan mereka (hantu). Kuputihkan sebuah kain lusuh yang selama ini kalian anggap berwarna abu-abu. Banyak pelajaran berharga yang akan kalian dapat untuk mempersiapkan langkah menapaki dunia ini, agar menjadi lebih berarti.
Ketika mereka berkata “Kami pernah nyata”.